MUSIK dan
INDIEPENDENT
“Salam Musik”, begitu sapaan akrab yang sering kita
dengar di lingkungan musisi senior maupun anak-anak band jika pertama kali
berkenalan. Musik sangat akrab di telinga kita maupun di kehidupan kita
sehari-hari. Kita mau melakukan aktifitas selalu ditemani iringan musik dengan
earphone dari salah satu gadget yang dimiliki (berkendara, naik angkutan,
bersepeda, melakukan tugas-tugas ringan, bersantai atau apapun yang berkegiatan
obyektif), sehingga ada yang mengatakan jika hidup tanpa musik bagaikan minum
teh tanpa gula, denyut nadi jantung pun kalau kita rasakan seperti metronome
didalam irama musik. Sadar atau tidak sadar manusia dan mahluk hidup lainnya
sudah terintregasi oleh irama atau rhytme musik.
Jika kita lihat dan kita ikuti perkembangan musik
saat ini, baik didunia atau di Negara kita Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sudah sangat pesat sekali perkembangan baik dari segi genre musik maupun
technologi dari alat-alat musik sendiri. Itu bisa dilihat dari media-media yang
sering kali mengulas dan membahas perkembangan tersebut, sehingga masyarakat
ikut terlibat dalam fase-fase itu. Diharapkan memang didalam industry musik,
masyarakat turut serta sebagai konsumen maupun penikmat musik agar tercapai
booming tidaknya dari hasil recording sebuah band sebagai sebuah maha karya.
Seorang Musisi atau anak Band akan berpikir bagaimana
karya mereka bisa dinikmati atau dibeli oleh masyarakat. Itu berarti band atau
musisi harus paham betul mengenai market planner dari sebuah progress
materi(karya). Disini akan coba kami ulas tentang bagaimana kita bisa masuk ke
jalur mainstream tapi melalui system Indiependent.
MAINSTREAM adalah system distribusi maupun promosi yang dilakukan Industri
Major Label dengan mengikuti selera pasar/konsumen/penikmat musik yang bisa
dibilang terjangkau oleh segmen tersebut. System tersebut meliputi Promo TV
Nasional, Ring Back Tone, Radio-radio nasional, Media cetak nasional, Media
online, dan distiribusi fisik secara nasional. System ini bagi kalangan/pelaku
Industri bisa dibilang sangat menguntungkan dan sangat cepat rating dari
penggemar Band/Artis/Musisi tersebut karna daya jangkaunya yang begitu luas di
lingkungan nasional. Asal saja materi band/musisi tersebut bisa masuk di
pasaran, maka beruntunglah si Band/Artis tersebut untuk disepakati dalam bentu
kontrak exclusive(Pihak Band/Artis tidak perlu mengeluarkan segepok uang untuk
sebuah progress). Namun terkadang di
system ini punya kelemahan-kelemahan yang sering terjadi, kelemahan tersebut
terletak pada report-report yang diterima baik dari traffic Ring Back Tone dan Distribusi
Fisik melalui agen-agen retail. Report yang diterima oleh Band/pencipta
terkadang tidak sama dengan pemberitaan yang ada(contoh kasus penghasilan RBT
dari almarhum Mbah Surip dari label dengan pemberitaan media yang simpang siur
sehingga membuat bingung dari pihak keluarga almarhum). Belum lagi dengan
beberapa option breakdown titip promo ataupun titip edar yang selangit yang
dibebankan pada calon band/artis.
Itu sekelumit dari kelemahan Mainstream dan
Keuntungan Mainstream, (By: Achox Volt@)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar