Rabu, 20 November 2013

Konser MAHA CINTA RAHWANA Republik Jancukers


Konser Republik Jancukers “Maha Cinta Rahwana”, yang akan digelar pada 19-20 November 2013, pukul 20.00 WIB di JX International Jl. Ahmad Yani 99 Surabaya ini, tidak saja menuntaskan kerinduan Sujiwo Tejo kepada publik Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya.

Konser ini, boleh dibilang sebagai wujud terimakasih Sujiwo Tejo pada lingkungan budaya yang telah membentuknya. Inilah konser yang memadukan beragam unsur seni, mulai dari musik, tari teater, ludruk, tayub dan wayang. 

Konser ini juga menandai rentang panjang perjalanan kreatif Sujiwo Tejo yang  telah mencapai perjalanan 25 tahun bermusik. Lagu-lagu seperti Ingsun, Anyam-anyaman Nyaman, Blak-blakan, Ole Olang Wanita, Changing Room, Pada Sebuah Ranjang, Jancuk, The Sound Of Orang Asik, Zen Die, Pada Suatu Ketika, dan Kidung Kekasih, tidak sekedar dinyanyikan sebagaimana pada konser musik pada umumnya, tetapi disusun membentuk alur pengisahan tentang cinta Rahwana pada Sinta yang begitu agung.  “Ini memang sebuah konser musik dengan pendekatan pementasan teater musik yang dipadukan dengan wayang,” ujar Agus Noor, selaku show director. 

Lagu-lagu menjadi hal yang penting bagi suasana yang terbangun di atas panggung. Ia kadang menjadi sebuah kesaksian, menjadi ungkapan keadaan dan perasaan, atas kisah yang “dituturkan” Sujiwo Tejo dalam konser ini. 

Inilah kesempatan bagi para “Jancukers” Surabaya dan Jawa Timur untuk menyaksikan konser yang sebelumnya sukses digelar di Jakarta. Bagi Sujiwo Tejo, konser di Surabaya, seperti seorang anak yang pulang ke ibu kandungnya. Bagaimana pun semangat dan filosofi jancukers tumbuh di Jawa Timur. “Inilah spirit berkesenian saya,” katanya.  

Konser Maha Cinta Rahwana ini juga akan didukung Butet Kartaredjasa, Anji, Eka Deli, Sruti Respati, Sitok Srengenge, komedian Trio GAM (Gareng, Joned, Wisben) dan penata musik Bintang Indrianto yang berkolaborasi dengan musisi Surabaya Kukuh Setia Budi, koreografer Dimas Pramuka dan para penari Surabaya.  Keterlibatan seniman-seniman Surabaya dalam konser Maha Cinta Rahwana ini, jelas akan semakin memberi warna yang khas Jawa Timuran. 

“Konser Republik Jancukers Maha Cinta Rahwana ini, semoga bisa menuntaskan utang saya pada para jancukers di Surabaya,” kata Sujiwo Tejo. Di konser ini, kita tak hanya akan melihat “kenakalan” Sujiwo Tejo, tetapi juga sisi romantis dan puitis. Sebuah konser yang memang unik, sekaligus nostalgia pada lagu-lagu dari album Pada Suatu Ketika (1988), Pada Sebuah Ranjang(1989), Syair Dunia Maya (2005), Yaiyo (2007) Mirah Ingsun (2012). 

PERTEMUAN DUA PRESIDEN
Konser Maha Cinta Rahwana (MCR) juga bisa menjadi ajang pertemuan dua presiden dalam satu panggung, tentu tidak membahas masalah politik dan ekonomi terhangat.

Namun kedua Presiden itu akan bernyanyi, berorasi dengan nada kritis dan menggelitik. Sujiwo Tejo selain sebagaiu seniman dan mantan wartawan, juga dikenal sebagai Presiden Republik Jancukers. Sementara Butet Karterejasa sudah lama dikenal sebagai Presiden Monolog. “Jadi bisa kita bayangkan, kalau dedengkot seniman panggung kontemporer ini bertemu dalam satu panggung. Tentu tontotan berkualitas dari keduanya  akan menghibur para penonton, makanya kesempatan langka ini jangan sampai terlewatkan”, kata Mohammad Himawan dari Harubiru Midrapraja, sebagai EO pementasan ini.( Kutipan dari: fiqi.wawanda@yahoo.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar